Tanpa dukungan dokumentasi, pelbagai peristiwa akan cepat
terlupakan. Tanpa ada sejarah, warga dapat jatuh ke ‘lubang’ yang sama.
Jurnalisme siswa merupakan metode mendokumentasikan peristiwa lokal sehingga
menjadi penjaga ingatan agar warga bersikap kritis terhadap pelbagai peristiwa
yang terjadi di lingkungannya. Meminjam istilah filsuf Milan Kundera,
jurnalisme warga adalah politik memelihara ingatan dan melawan lupa
Siswa sebagai konsumen media cenderung memiliki informasi
global dibanding informasi lokal. Mereka mampu menyebutkan gosip artis di
televisi dibanding kegiatan OSIS. Sejumlah simulasi
yang dilakukan menunjukkan sebagian besar warga mulai acuh
dengan lingkungannya.
Jurnalisme Sekolah mengajak warga sekolah menengok kembali
pengetahuan-pengetahuan yang dekat dengan lingkungan mereka. Melalui Mading
Pijar Pagi, banyak khasanah lokal muncul ke ruang publik, mulai dari Acara
kelas, kesenian, budaya, dan gagasan-gagasan baru. Pewarta siswa juga mendorong
keragaman isi dalam informasi siswa.
0 comments:
Post a Comment