Sebelum pewarta pergi ke lapangan
untuk melakukan tugas liputan, ia harus melakukan pelbagai persiapan. Sebab
tanpa melakukan persiapan, pewarta akan bingung di lapangan dan tidak tahu
harus mengumpulkan fakta apa. Saat berada dalam suatu peristiwa, banyak pewarta
yang bingung dan bertanya kepada
temannya, apa pentingnya atau sudut pandang apa yang paling menarik untuk
ditulis?
Untuk menghindari persoalan di
atas, pewarta perlu melakukan pelbagai persiapan.
A.
Menjadi pewarta menuntut kita untuk selalu
belajar sesuatu yang baru. Memang tidak
perlu sangat mendalam, tetapi ada baiknya kita tahu soal-soal yang
mendasar dalam pelbagai topik, misalnya politik, ekonomi, budaya, sosial, pe rubahan iklim. Untuk ini, pewarta harus rajin
membaca, sebab membaca itu ibarat bensin yang akan memberikan energi sehingga
kita dapat lancar menulis. Apalagi saat ini,
pengetahuan-pengetahuan baru cepat
muncul, pewarta harus selalu
update ! Dengan memiliki banyak pengetahuan maka kita tidak akan ‘blank’
sama sekali saat meliput pelbagai
peristiwa berbeda setiap hari.
Setidaknya, kita tahu, aturan-aturan dasar berkaitan dengan peristiwa yang kita liput.
B.
Jika kita memiliki waktu dan tahu persoalan
khusus yang akan kita liput, sempatkan membuat penelitian kecil-kecilan untuk
men-dalami persoalan itu. Kita bisa bertanya
kepada ‘Paman Google’. Dengan berbekal ini, maka kita dapat mengetahui
latar peristiwa sehingga dapat menuntun
kita dalam bertanya kepada narasumber dan memilih sudut pandang yang tepat.
Percaya atau tidak, saat wawancara banyak pertanyaan dari pewarta yang
dimentahkan narasumber. Karena si pewarta salah bertanya akibat tidak memunyai
pengetahuan sedikit pun soal peristiwa yang diliputnya.
C.
Membuat garis besar liputan (outline ) adalah
langkah penting sebelum meliput. Garis besar liputan membantu pewarta untuk fokus pada penelusuran sumber utama
peristiwa. Outline terutama penting untuk membuat liputan panjang, misalnya liput an mendalam dan laporan investigasi.
D.
Siapkan peralatan. Untuk melakukan liputan, pewarta
harus membawa peralatan yang di
butuhkan, misalnya, buku tulis untuk
mencatat dan tentu saja alat tulisnya. Cek apakah buku tulis dan alat tulisnya masih
dapat digunakan. Selanjutnya alat perekam,
kamera, dan kamera video.
Periksa apakah semua masih berfungsi dan pastikan batereinya belum habis. Alat perekam suara
sangat penting, apalagi untuk
meliput peristiwa konflik.
Dengan alat perekam,
kita punya bukti kuat andai berita kita dipersoalkan.
E.
Jika melakukan liputan di suatu tempat yang jauh,
siapkan pula perbekalan, terutama air minum. Baterei handphone juga harus penuh supaya siap digunakan, terutama bila terjadi situasi darurat. Kalau
melakukan peliputan di wilayah konflik, baca kembali prinsip-prinsip cara meliput
yang aman, agar tetap aman dan dapat menulis berita atau jangan lupa bawa kartu
identitas dan kartu pers.
Diambil dari:"Pewarta Warga" penulis: YOSSY SUPARYOBAMBANG MURYANTOCOMBINE Resource Institution2011
0 comments:
Post a Comment